WahanaNews.co | Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Zaporizhzhia yang merupakan pembangkit listrik terbesar di Eropa terbakar.
Menurut Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba, terbakarnya PLTN itu karena ditembaki oleh pasukan Rusia dari semua sisi.
Baca Juga:
Kalimantan Selatan Tuan Rumah, Ini Arti dan Makna Logo Resmi HPN 2025
Pejabat setempat mengatakan bahwa kebakaran terjadi di pembangkit nuklir karena serangan penembakan tersebut.
"Rusia harus SEGERA menghentikan tembakan, mengizinkan petugas pemadam kebakaran, membangun zona keamanan!" tulisnya di Twitter.
Laura Rockwood, direktur nirlaba Jaringan Nuklir Terbuka, sebelumnya mengatakan kepada Radio 4 BBC bahwa perang dapat berdampak pada jaringan listrik Ukraina, yang bergantung pada tenaga nuklir.
Baca Juga:
Pemkab Dairi Siap Dukung Gugus Tugas Polri Sukseskan Ketahanan Pangan
Dia mengatakan aktivitas militer di sekitar pabrik menimbulkan dua risiko langsung terhadap instalasi nuklir. Yakni potensi kerusakan pada infrastruktur pabrik dan membahayakan personelnya, atau kerusakan yang jauh lebih serius yang mempengaruhi kemampuan operasional pabrik yang dapat menyebabkan kehancuran.
Sementara itu, Badan Energi Atom Internasional (IAEA) mengatakan pihaknya telah melakukan kontak dengan pihak berwenang Ukraina atas laporan penembakan di pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporizhzhia.
Seorang juru bicara pembangkit melalui media sosial (medsos) meminta agar pasukan Rusia "menghentikan tembakan senjata berat".
“Ada ancaman nyata bahaya nuklir di stasiun energi atom terbesar di Eropa,” kata Andriy Tuz dalam sebuah video di Telegram, menurut Associated Press.
Tuz mengatakan pembangkit itu diserang langsung dari tembakan Rusia dan petugas pemadam kebakaran tidak dapat mendekati api yang telah berkobar.
Dia menambahkan, reaktor yang terbakar itu sedang direnovasi dan saat ini tidak beroperasi, tetapi mengandung bahan bakar nuklir. Zaporizhzhia dilaporkan menyumbang sekitar 25% dari kekuatan negara. [kaf]