Tingginya kekebalan masyarakat, serta fasilitas kesehatan yang relatif lebih siap, membuat pemerintah lebih optimis dalam menghadapi gelombang ketiga yang dipicu varian Omicron.
Di sisi ekonomi, pertumbuhan telah berhasil keluar dari zona negatif dengan mencatat angka 3,51 persen pada kuartal III/2021, setelah sebelumnya melonjak hingga 7,07 persen pada kuartal I/2021.
Baca Juga:
Dua Kecamatan ‘Clear’ Rekapitulasi, Ketua KPU Kota Bekasi Klaim Pleno Terbuka Kondusif
Meskipun perekonomian melambat selama dua tahun pandemi, tetapi hampir tidak ada gejolak berarti yang bisa memicu krisis ekonomi.
Selain itu pada tingkat global, peran strategis Indonesia semakin diakui dengan memimpin Presidensi G20.
Presiden Jokowi mendapatkan posisi tersebut dalam KTT G20 di Roma Italia, diikuti dengan lawatan ke Inggris untuk menghadiri KTT perubahan iklim (COP26).
Baca Juga:
Mulai Minggu Ini, Deretan Film Blockbuster Big Movies Platinum GTV Siap Temani Akhir Tahunmu!
Pada tahun 2023 mendatang Indonesia juga mendapatkan giliran sebagai ketua ASEAN.
“Dengan berbagai faktor yang mendorong tingginya kepuasan publik, pemerintah juga harus memperhatikan sejumlah hal, seperti kenaikan harga komoditas yang sangat dibutuhkan masyarakat khususnya minyak goreng,” kata Okta.
Selain itu ancaman gelombang ketiga pandemi tetap harus diatasi agar tidak terlalu berdampak terhadap pemulihan ekonomi.