WahanaNews-Maluku | Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Kota Ambon, Maluku mengimbau kepada seluruh media massa agar tidak mengeksploitasi atau menyudutkan perempuan dalam pemberitaan.
Ketua AJI Kota Ambon, Tajudin Buano mengatakan, pemberitaan di media massa masih kerap ditemukan menyudutkan perempuan. Hal ini mudah ditemui di judul maupun isi berita, terutama soal kekerasan seksual di mana perempuan sebagai korban.
Baca Juga:
Momen CFD, Pj Wali Kota Bekasi Kampanyekan Stop Kekerasan Perempuan dan Anak
“Misalkan media menggambarkan perempuan dengan kata si cantik atau si montok. Atau contoh lain, seperti berpakaian minim, jadi penyebab si A diperkosa. Seharusnya, isi berita fokus pada perbuatan pelaku. Bukan malah menyudutkan korban,” kata Tajudin, di Ambon, Kamis (09/03/23).
Menurutnya, jurnalis juga tidak perlu menguraikan sebuah peristiwa pemerkosaan atau kekerasan fisiknya, atau karikatur kekerasan terhadap perempuan secara sadis.
“Eksploitasi perempuan dalam media massa adalah menggunakan penggambaran perempuan dalam publikasi media seperti televisi, koran cetak, film, media daring dan iklan untuk meningkatkan perhatian pada media atau produk tersebut namun berdampak merusak dan tidak menghormati hak perempuan yang bersangkutan atau perempuan secara keseluruhan. Hal ini justru bisa menimbulkan stereotip,” katanya menerangkan.
Baca Juga:
G2C2: Perempuan Muda Hadapi Krisis Iklim
Di sisi lain, ia menambahkan, media massa juga belum memberikan porsi seimbang di dalam pemberitaan bagi perempuan dalam menyampaikan pendapat atau gagasan.
“Oleh karena itu, kami mengimbau sekali lagi kepada media massa agar tidak mengeksploitasi perempuan dalam pemberitaan,” pinta Tajudin.
Ia berharap, ke depannya, seluruh media massa dapat lebih menghargai perempuan dalam pemberitaan-pemberitaan yang disebarluaskan. Tidak ada lagi eksploitasi perempuan yang dapat berdampak pada psikis perempuan.