MALUKU.WAHANANEWS.CO, Pulau Wetar — Warga Kecamatan Wetar Utara, Pulau Wetar, Kabupaten Maluku Barat Daya (MBD), mengeluh kondisi Jalan Utama Erai - Lioppa yang tidak punya jabatan permanen yang melintasi Sungai Erai.
Bertahun-tahun, sejak Indonesia berdiri tahun 1945 hingga Kabupaten MBD berdiri tahun 2008, jembatan yang layak tidak pernah dibangun di Desa Erai.
Baca Juga:
Skandal P3K Maluku Barat Daya: 8 Peserta Terbukti Palsukan SK Honorer, Mengapa DPRD Tetap Rekomendasi Dilantik
Hingga sekarang, warga mengandalkan jembatan darurat dari konstruksi bambu dan kayu yang hanya dapat dilintasi sepeda motor.
Jembatan Erai darurat ini dibangun dengan swadaya warga dengan konstruksi dan bahan seadanya. Belum ada pembangunan yang signifikan oleh Governmen Indonesia di Pulau ini.
“Itu dengan harus waspada supaya tidak celaka. Hingga kini belum ada jembatan permanen yang dibangun pemerintah. Kondisi ini memaksa warga membangun jembatan darurat secara swadaya agar tetap bisa beraktivitas. Namun, keberadaan jembatan darurat ini sangat berisiko, terlebih pada musim hujan ketika debit air meningkat dan arus sungai menjadi deras,” sebut Sekretaris Cabang Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) MBD Amos Salkery, Senin (22/9/2025).
Baca Juga:
Kisruh Seleksi P3K Maluku Barat Daya, Sekretaris Pansus DPRD Henrita Jermias: Kami Kerja tanpa Dendam Politik
Jembatan Sungai Erai yang sedang dibangun warga secara swadaya, Sabtu (20/9/2025). [MALUKU.WAHANANEWS.CO / Amos Salkery]
Kisah Salkery, ia berkunjung ke Desa Eray, untuk mengunjungi keluarga istrinya, dan menemukan fasilitas umum, jembatan yang mengenaskan..
“Warga setiap hari harus melewati sungai yang dalam dan berbatu. Ketika musim penghujan airnya pun deras. Sungai ini merupakan jalur utama warga beraktivitas. Saya datang ke Desa Eray, kampung halaman istri saya, dan melihat langsung kondisi ini. Warga sangat bergantung pada jalur sungai ini, tapi tanpa jembatan permanen, mereka harus bertaruh nyawa setiap kali menyeberang,” ujar Amos.