Maluku.WahanaNews.co, Ambon - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD menerima gelar adat kehormatan dari Majelis Latupati Kota Ambon.
Mahfud MD menerima gelar adat Ane Elake Kerike Mimise, Kai Kele Kuru, Kai Aramauke Tamata Bokala Mei Maluku, yang artinya pemimpin besar jujur dan berani pelindung masyarakat Maluku.
Baca Juga:
Pemerintah Maluku Gelar Pasar Murah Jelang Natal dan Tahun Baru
Pemberian gelar adat ditandai dengan pemakaian baju, dan penyerahan tongkat komando serta pengukuhan yang dilakukan ketua Latupati Kota Ambon, Reza Valdo Maspaitella, di kantor Latupati Provinsi Maluku, Sabtu.
Ketua Latupati kota Ambon , Reza Valdo Maspaitella menyatakan, nilai integritas dan kejujuran serta jiwa berani merupakan salah satu nilai kekuatan orang Maluku pada masa lalu hingga masa kini.
Hal tersebut tergambar dari para pahlawan dan tokoh-tokoh perintis kemerdekaan asal Maluku, yang terkenal dengan nilai kepribadian dan karakter yang saat ini semakin tergradasi di era modern.
Baca Juga:
Profil Pahlawan Jogja, Sri Sultan Hamengkubuwono IX
Pak Mahfud katanya, sebagai tokoh nasional secara konsisten menunjukkan karakter dan kepribadian, yang merupakan salah satu nilai karakter orang Maluku.
"Gelar adat kehormatan kepada pak Mahfud MD sebagai bukti karakter pemimpin besar jujur dan berani pelindung masyarakat Maluku," katanya.
Melalui momentum peringatan Hari Sumpah Pemuda tahun 2023, seluruh elemen masyarakat Maluku diingatkan kembali terkait nilai-nilai karakter tersebut.
Khususnya bagi Maluku, tantangan nyata yang dihadapi adalah ketidaksiapan dan ketidakmampuan masyarakat adat untuk memberdayakan sumber daya alam yang melimpah di darat dan di laut, guna melepaskan diri dari kemiskinan dan keterbelakangan.
"Nilai dan karakter tersebut dikembalikan kepada setiap generasi muda Maluku khususnya di negeri-negeri adat," katanya.
Penganugerahan gelar adat disaksikan para raja-raja Kota Ambon, juga dirangkai dialog terkait tatanan adat, tantangan dan potensi di negeri adat.
Selain itu dibacakan selayang pandang oleh Sekretaris umum Latupati Kota Ambon yakni terbentuknya majelis latupati Maluku mengapa Maluku disebut sebagai raja-raja.
[Redaktur: Amanda Zubehor]