WahanaNews - Maluku | PT PLN (Persero) berkomitmen mendukung transisi energi melalui pemanfaatan Energi Baru Terbarukan (EBT).
Dintaranya melalui kesiapan pengembangan EBT berkapasitas 454,42 Mega Watt (MW) di Provinsi Maluku dan Maluku Utara.
Baca Juga:
PLN Siap Wujudkan Target 75 GW Pembangkit EBT 2040 Lewat Kolaborasi Swasta
"Kami berkomitmen untuk terus meningkatkan penggunaan energi yang lebih bersih dan hijau di Maluku dan Maluku Utara serta sebagai upaya mencapai karbon neutral di tahun 2060," ujar General Manajer PLN Unit Induk Wilayah Maluku dan Maluku Utara (UIW MMU), Adams Yogasara, Selasa (31/5/2022).
Ia mengatakan, sesuai Rencana Umum Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2021 -2030, rencana pembangunan pembangkit EBT tersebut tersebar di dua provinsi yakni Provinsi Maluku sebanyak 21 lokasi dan Provinsi Maluku Utara sebanyak 13 lokasi.
"EBT tersebut terdiri dari Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) berkapasitas 185,17 MW, Pembangkit Listrik Tenaga Panas (PLTP) 60 MW dan Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTM) 209,25 MW," ungkapnya.
Saat ini, PLN sementara memprogramkan dedieselisasi dengan mengganti sebanyak 33 Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) berkapasitas 94,33 MW yang tersebar di Maluku dan Maluku Utara menjadi Pembangkit EBT/PLTS.
Baca Juga:
PLN Siap Wujudkan Target 75 GW Pembangkit EBT 2040 Lewat Kolaborasi Swasta
"Langkah dedieselisasi ini merupakan upaya PLN untuk menghadirkan listrik yang ramah lingkungan atau upaya substitusi pembangkit listrik yang mengonsumsi BBM ke pembangkit yang memanfaatkan EBT yang ramah lingkungan," paparnya.
Ia menjelaskan, langkah ini juga menjadi upaya perseroan mengeksplorasi sumber energi ramah lingkungan serta menggali potensi energi setempat yang bisa dikembangkan di masa mendatang.
"Ini adalah upaya dari PLN untuk meningkatkan penggunaan energi yang lebih ramah lingkungan, sesuai dengan semangat Transformasi kami, yaitu Green," jelasnya.