“Beberapa waktu lalu, tim TPS3R telah melaksanakan berbagai program, seperti pengolahan dan pengendalian sampah di lingkungan kampus serta lokakarya yang mengajarkan cara mengelola limbah kampus menjadi produk bernilai ekonomis dan fungsional,” jelas Tawari.
Selain itu, Unpatti juga membina sebuah bank sampah di Desa Waiheru, Kota Ambon, yang memberdayakan masyarakat sekitar, serta sekolah binaan di Desa Nania yang berfokus pada edukasi dan pengelolaan sampah.
Baca Juga:
Masalah Sampah di Bagan Batu Tak Kunjung Teratasi, Warga Keluhkan Minimnya Solusi Pemerintah
Berbagai upaya ini bertujuan untuk membantu mengurangi produksi sampah harian di Kota Ambon yang mencapai 220 ton per hari.
Sementara itu, Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, Fauzan, menegaskan bahwa perguruan tinggi harus berperan aktif dalam menyelesaikan permasalahan lingkungan.
“Ketika masyarakat mulai sadar untuk membuang sampah pada tempatnya dan memilahnya dengan baik, perguruan tinggi harus hadir dengan solusi dalam pengelolaannya,” ujarnya.
Baca Juga:
Bupati Muaro Jambi Terima Laporan Sampah Berserakan, Ingin Segera Atasi Masalah
Pemerintah sendiri menargetkan pengelolaan sampah dapat mencapai 100 persen pada tahun 2029.
Target ini merupakan bagian dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional terbaru, dengan salah satu langkah strategisnya adalah penutupan tempat pemrosesan akhir (TPA) yang masih menerapkan sistem open dumping.
Dengan adanya kampanye sadar sampah ini, diharapkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pengelolaan sampah terus meningkat, sehingga tercipta lingkungan yang lebih bersih dan berkelanjutan di masa depan.