WahanaNews-Maluku | Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Seram Bagian Timur Provinsi Maluku, melaporkan sebanyak 355 Kepala Keluarga (KK) atau 1.399 jiwa terdampak dan 842 jiwa diantaranya mengungsi akibat banjir bandang dan gelombang pasang.
Titik pengungsian berada di Somel Negeri Adm Hote, Kompi Senapan C Kaberasi dan sebagian di evakuasi ke rumah saudara yang lebih aman.
Baca Juga:
Gelar Naker Expo, Kemnaker Sediakan Puluhan Ribu Lowongan Pekerjaan di Tiga Kota
Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari mengatakan, berdasarkan laporan BPBD Kabupaten Seram Bagian Timur, banjir menggenang di tiga kecamatan yakni Kecamatan Bula tepatnya di Desa Sesar dan Dusun Kampung Nelayan.
“Kemudian Kecamatan Bula Barat, tepatnya Desa Negeri Adm. Hote. Kecamatan terakhir yang terdampak yakni Kecamatan Teluk Waru, tepatnya Desa Negeri Beli, Negeri Waru dan Negeri Solan,” ujarnya Kamis (24/2).
“Banjir menyebabkan 45 unit rumah rusak berat, 3 unit rumah rusak sedang, 9 unit rumah rusak ringan dan satu saluran air sepanjang 1.500 meter rusak berat,”sambungnya.
Baca Juga:
Sudinkes Jakarta Barat Ingatkan Rumah Sakit Terus Terapkan Pelayanan Berbasis Hospitality
Selain melakukan evakuasi dan mendirikan tenda pengungsian, BPBD Kabupaten Seram Bagian Timur telah memberikan bantuan berupa selimut, bantal, air mineral, terpal dan tanki air serta terus melakukan pendataan kebutuhan terhadap korban terdampak.
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) melalui laman websitenya telah mengeluarkan peringatan dini tiga harian, pada Kamis, (24/2) hingga Sabtu (26/2).
BMKG menulis waspada hujan sedang hingga lebat dan dapat disertai kilat dan angin kencang di wilayah Kota Tual, Kota Ambon, Kabupaten Maluku Tengah, Seram Bagian Barat, Seram Bagian Timur, Maluku Tenggara, Kepulauan Aru, Kepulauan Tanimbar dan Maluku Barat Daya.
BNPB kata dia mengimbau pemerintah daerah dan juga masyarakat melakukan upaya kewaspadaan dan kesiapsiagaan terhadap bahaya hidrometeorologi basah, khususnya di puncak musim hujan ini.
“Meskipun sudah menuju akhir musim hujan, tetapi potensi hujan dengan intensitas tinggi dan dalam durasi sedang hingga lama masih berpotensi terjadi,” ulasnya.
“Di tengah pandemi Covid-19 yang masih berlangsung, masyarakat juga diharapkan tetap menerapkan protokol kesehatan (prokes), dan menyiapkan tas siaga yang dilengkapi peralatan dan perlengkapan yang mendukung prokes dalam kondisi darurat,” tutup Abdul Muhari. [kaf]