Maluku.WAHANANEWS.CO, Ambon - Cuaca buruk yang menghantam Kota Ambon sejak Jumat (20/6/2025) hingga Sabtu malam (21/6/2025) menelan korban jiwa.
Dua warga dilaporkan meninggal akibat bencana alam yang dipicu angin kencang dan hujan deras.
Baca Juga:
BMKG: Hari Raya Idulfitri, Waspada Hujan Lebat di Dua Hari Lebaran
Salah satu korban adalah Albert Kaidel (35), warga Batu Gantung, Kelurahan Kudamati, Kecamatan Nusaniwe.
Ia tertimpa pohon tumbang saat duduk di teras rumah bersama temannya, Erwin Romer (36), pada Sabtu sekitar pukul 19.00 WIT.
“Saat kejadian, korban sedang duduk bersama temannya di teras rumah. Saksi sempat menyuruhnya untuk menjauh, tapi belum sempat bergerak, pohon besar di samping rumah ambruk dan menimpa mereka,” kata Kasi Humas Polresta Pulau Ambon, Ipda Janet Luhukay.
Baca Juga:
Mengingat Curah Hujan yang Tinggi di Papua, Ini Kata Kabid Humas Polda Papua
Warga sempat membawa Albert ke rumah sakit dalam kondisi luka di wajah dan dahi. Namun, ia dinyatakan meninggal dunia setelah mendapat penanganan medis.
Tragedi lain terjadi di Desa Hatalai, Kecamatan Leitimur Selatan. Dua bersaudara menjadi korban longsor yang menimpa rumah mereka pada malam hari.
Anak berinisial TAW (6) meninggal dunia setelah sempat mendapatkan perawatan di Rumah Sakit Bhakti Rahayu. Kakaknya, AW (10), berhasil selamat.
Longsor terjadi setelah terdengar suara gemuruh dari belakang rumah.
Tak lama kemudian, tanah longsor menerjang rumah dan mengubur dua anak tersebut.
Proses penyelamatan berlangsung hingga pukul 23.20 WIT.
Selain menelan korban jiwa, bencana ini juga menyebabkan banjir dan longsor di sejumlah kawasan seperti Batu Merah Dalam, STAIN, Laha, Wailela, Poka, Waiheru, Passo, Galala, Hative Kecil, Skip, dan Tanah Tinggi.
Ratusan rumah dilaporkan terendam air, dan sejumlah titik mengalami kerusakan akibat tanah longsor.
Mengingat curah hujan masih tinggi, Pemerintah Kota Ambon dan instansi terkait diimbau untuk meningkatkan kesiapsiagaan.
Aparat kepolisian juga mengingatkan warga yang tinggal di daerah rawan bencana untuk tetap siaga dan mengungsi jika kondisi memburuk.
[Redaktur: Ajat Sudrajat]