Selain itu, workshop penciptaan karya seni yang mencakup tiga hal, yakni tari, musik dan teater. Tujuannya, untuk menciptakan karya pertunjukan bersama yang akan ditampilkan di puncak festival. Mentor tari Siru-siru, Jay Matitakapa, mentor musik kolaborasi, Rival de Queljoe, dan mentor teater, Calvin Papilaya.
Sedangkan workshop kuliner ikan puri bersama dua ahli kuliner yakni Dosen Prodi Hasil Perikanan, FPIK Unpatti, Imelda Krisanta Endah Savitri, dan Kepala Sekolah SMK 5 Ambon, Elsina Aunalal.
Baca Juga:
Pemerintah Maluku Gelar Pasar Murah Jelang Natal dan Tahun Baru
Keduanya bersama ibu-ibu di Dusun Erie membuat berbagai kreasi dan inovasi terbaik dalam bentuk makanan siap saji maupun makanan dalam kemasan. Hasilnya disajikan pada puncak acara pada Sabtu, 25 Februari 2023.
Puncak festival
Pada puncak Festival Timba Puri, panggung cukup megah berdiri kokoh di lapangan seluas sekitar1.000 meter persegi di Dusun Erie. Panggung menghadap jalan raya yang disuguhi pemandangan pantai teluk Ambon yang indah.
Baca Juga:
Umat Lintas Agama di Kota Ambon, Sambut Prosesi Arca Kristus Raja Semesta Alam
Sejak sore hari, festival timba puri sudah mulai dimeriahkan dengan berbagai atraksi seni, mulai dari musikalisasi puisi, tari lobe, nyanyian grup band, kolaborasi musik dan teater, atraksi tifa, dan tari siru-siru. Semua adalah seni lokal karya seniman Ambon.
Hingga matahari mulai tenggelam, warga terus berdatangan dan memenuhi lapangan Dusun Erie. Deburan ombak di pantai pinggir jalan raya itu seakan-akan menjadi bagian dari musik yang membuat pengunjung tenggelam dalam setiap pertunjukannya. Meskipun sempat diterpa hujan, festival ini tetap berlanjut dengan lantunan puisi indah berjudul “Cinta Tetaplah Asin”.
Selain penampilan para seniman, di festival ini juga ada pertunjukan hasil kreasi dan inovasi para ibu-ibu yang tergabung dalam kelompok Mama-mama Timba Puri yang terdiri dari 20 orang.