Sebut Rahayaan, mengingatkan, kesepakatan para pendiri bangsa adalah berdiri sama tinggi dan duduk sama rendah dalam negara Indonesia. Ia menyebut, janji pembangunan dari rezim ke rezim hanya meninggalkan luka, mulai dari program Lumbung Ikan Nasional yang digadang-gadang Presiden SBY, hingga rencana Ambon New Port di era Presiden Jokowi—semuanya tak pernah diwujudkan.
“Tetapi yang kami rasakan, Maluku hanya dijadikan penanggung utang luar negeri tanpa pernah menikmati hasil pembangunan,” ujar Rahayaan.
Baca Juga:
Kunjungan Rosan ke Wenzhou, Indonesia Siapkan Sinergi Riset WtE dan Energi Hijau
Rahayaan juga menyoroti fenomena diskriminasi terhadap putra-putri terbaik Maluku. Menurutnya, mereka yang memiliki integritas kerap difitnah dan disingkirkan, hanya agar panggung kekuasaan tetap dikuasai oleh para penjahat dan koruptor. Akan tetapi, yang menguasai negara adalah justru mereka yang merampok uang rakyat. Rahayaan mengingatkan Presiden Prabowo Subianto supaya tidak main-main dengan hati rakyat Maluku.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]