Maluku.WAHANANEWS.CO, Ambon - Penggagas proyek Ambon New Port, Richard Joost Lino (RJ Lino), mengungkapkan kekecewaannya atas kegagalan Proyek Strategis Nasional (PSN) Ambon New Port.
Menurut RJ Lino, Ambon New Port tidak hanya dirancang sebagai pusat distribusi logistik untuk kawasan timur Indonesia, tetapi juga berpotensi menjadikan Ambon sebagai Hub of Southern Pacific atau Pusat Pasifik Selatan.
Baca Juga:
Terhadap Putusan RJ Lino KPK Ajukan Banding
Sayangnya, proyek ini gagal direalisasikan karena kurangnya kemampuan dalam pelaksanaannya, sehingga peluang strategis tersebut terbuang sia-sia.
“Semula Pelabuhan terintegrasi itu direncanakan di bangun di Sorong, tetapi karena tidak memperoleh dukungan, sehingga saya pikir Ambon lebih cocok dan strategis. Kebetulan juga Ambon tidak asing karena merupakan kampung Ibu saya,” jelas RJ Lino dikutip dari SH net, Sabtu (19/4/2025).
Mantan Direktur Utama Pelindo itu menorehkan catatan prestasi yang mengagumkan ketika memimpin Pelindo sejak 2009 dengan total asset Pelindo Rp 6,5 Triliun didongkrak menjadi Rp 45 Triliun ketika meninggalkan Pelindo dan uang cash Pelindo sebesar Rp 18 Triliun.
Baca Juga:
Vonis RJ Lino Majelis Beda Pendapat, Ini Pertimbangan Hakim Ketua
Selain itu, dengan kapasitas dan pengalaman, RJ Lino menjadikan Pelabuhan Tanjung Priok yang jauh lebih modern seperti yang diwariskan saat ini. Selain itu, juga memiliki pengalaman mengakuisi pelabuhan di negara asing.
Untuk memuluskan rencana Ambon New Port, ketika itu dirinya menjalin komunikasi dengan Pemda Maluku dan segera mendatangi Menteri Bappenas, sehingga dalam waktu yang relatif singkat, Ambon New Port menjadi salah satu Proyek Strategi Nasional (PSN).
“Seiring perjalanan waktu, saya tidak lagi bisa mengawal proyek ini, karena seperti semua tahu, saya menghadapi persoalan yang sangat dipaksakan karena alasan sebenarya lebih kepada dendam dan politik,” tegas RJ Lino.