Selanjutnya, dana Rp4,5 triliun akan dialokasikan untuk regional Sumatera dan Kalimantan untuk membangun pembangkit listrik tenaga air dan transmisi listrik untuk menghubungkan listrik di daerah terpencil.
Kemudian, dana PMN Rp3,5 triliun akan digulirkan untuk regional Sulawesi, Maluku, Papua dan Papua Barat yang akan dimanfaatkan untuk membangun infrastruktur pembangkit listrik tenaga air, mikrohidro, gas dan uap, dan pembangkit listrik tenaga mesin gas.
Baca Juga:
PLN Butuh Modal Rp17,96 Triliun Guna Capai Rasio Elektrifikasi 100 Persen
"Selain meningkatkan rasio eletrifikasi, dana PMN juga difungsikan untuk mempercepat transisi energi dengan menyasar sumber daya alam setempat," jelasnya.
Untuk mencapai rasio elektrifikasi dan rasio Desa Berlistrik 100%, dibutuhkan total anggaran Rp18 triliun sampai Rp20 triliun. Diperkirakan, sebanyak Rp2,03 triliun dialokasikan untuk regional Jamali.
Adapun di regional Sumatera dan Kalimantan membutuhkan Rp9,93 trilun dan Regional Sulawesi, Maluku, Papua dan Papua Barat membutuhkan dana
Rp6 triliun.
Baca Juga:
PLN Ajukan PMN Rp10 Triliun untuk Listriki 4.700 Desa Tertinggal di Tanah Air
"Namun di tahun 2023 ini hanya dianggarkan Rp10 triliun sehingga masih membutuhkan anggaran Rp7,96 triliun lagi di 2024 untuk menuju rasio Desa Berlistrik 100%," ujar Darmawan.
Lebih lanjut, PLN mencatat pada 2022 korporasi telah mengeluarkan anggaran Rp196,8 M untuk mendukung terciptanya rasio elektrifikasi 100% dengan menghubungkan listrik di daerah-daerah terpencil.
Adapun dana PMN 2021 yang telah direalisasikan sampai dengan Triwulan I Tahun 2022 mencapai Rp4 triliun atau setara 80% dari total dana PMN yang diterima.